"I don't want to buy the NERF GUN, because it's for boys" kata Galuh
"Boys and girls can use that, why is it only for boys?" kata saya.
"Because it is not girly at all mum" Galuh menjawab
"Yea mbak, you can use the NERF GUN too, it doesn't matter you are a girl or a boy" kata Bimo yang memang sedang memilih milih untuk NERF GUN yang mana dia mau habiskan uang tabungannya.
Percakapan tentang gender sering muncul dalam interaksi kami. Baru kali ini saya akan mencoba untuk menuliskannya. Padahal pertanyaan dan pernyataan gender ini muncul sejak Galuh berusia tiga tahun. Galuh memang sangat kritis, dia pendiam tapi sangat kritis...
Sebagai seorang ibu yang mempelajari psikologi dan gender secara akademis, saya mencoba untuk memberikan kesempatan yang sama kepada kedua anak saya untuk mengeksplorasi berbagai kegiatan dan berusaha untuk menghilangkan stereotype gender dalam kegiatan kegiatan tersebut. Tidak ada mainan/permainan khusus laki-laki atau khusus perempuan. Galuh boleh main mobil mobilan, pistol-pistolan, building blocks, robot, bola, dll. Bimo boleh main boneka, make up, salon salonan, masak masakan, dll. Tapi ternyata pemahaman anak tentang gender terbangun dengan sangat kompleks. Bahkan di usia yang sangat kecil, sebelum mereka bisa bicara, Galuh dan Bimo sepertinya berjalan sendiri ke arah spectrum gender normative. Galuh sangat girly dan princessy, dan Bimo sangat maskulin.
Seperti percakapan kami tentang NERF GUN, Galuh dengan kesadaran identitas gendernya, tidak mau memilih NERF GUN hanya karena dia mempersepsikan itu sebagai mainan anak laki-laki. Padahal saya tau sekali dia sangat ingin mencoba memainkannya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar