cinta...
Satu kata yang sangat sulit didefinisikan. Ada yg bilang cinta itu suci ada juga yg bilang cinta itu penuh nafsu...
Ada yg bilang cinta itu tanpa syarat, tapi kok banyak yang bilang cemburu itu tanda cinta?
Gak akan habis habisnya kita mencoba mendefinisikan cinta...
Buat aku...?
Cinta itu abstrak gak bisa didefinisikan hanya bisa dirasakan...
Cinta itu seperti angin yg bertiup menyentuh siapapun yang ingin
disentuhnya tanpa peduli yang disentuhnya bersedia disentuh, berhak
disentuh, ataupun tidak boleh disentuh
Angin tidak peduli apapun dan siapapun yang ditiupnya dalam alirannya...
Ada satu hukum angin yang menurutku juga mirip dengan cinta...
Udara bergerak dari yg bertekanan tinggi ke yang bertekanan rendah...dan gerakan itulah angin
Gerakan itu bertujuan sebagai penyeimbang tekanan udara...
Begitu juga cinta...cinta menyentuh siapapun yang dilalui dalam perjalanannya mencapai keseimbangan....
Bagaimana cinta itu diapresiasi oleh yg disentuhnya tentunya berbeda2...
Seperti juga orang merasakan angin... Ada yg takut sakit langsung pakai jaket
Ada juga yang menikmati hembusannya
Ada juga yang tak peduli sehingga tidak mempedulikan kehadirannya
Ada juga yang kesal karena angin sudah merusak tatanan rambutnya yang sudah rapi...
Ada juga yang mencari-cari hembusannya dan senang rambutnya acak-acakan,
senang pipinya dingin tertiup angin dan seluruh tubuhnya seakan
didorong untuk terbang...
Aku tipe yang mana?
Hmmmm
Aku tipe yang menyambut datangnya angin tapi juga tidak suka tatanan rambutku rusak oleh angin tersebut...
Tapi kan kubiarkan angin menyeimbangkan tekanan udara disekelilingku...
Begitu juga dengan cinta...akan kubiarkan cinta menyeimbangkan atmosfer kehidupanku...
Selasa, 25 Juni 2013
Sabtu, 08 Juni 2013
Ketidaksempurnaan membuat kita manusia sempurna
Beberapa minggu belakangan ini sering bertanya-tanya apa sih
yang sebetulnya dicari manusia (aku tepatnya) dan apa sih yang membuat kita
manusia, what makes us human?
Ketika pertanyaan itu muncul tentunya saya sedang mencari
sebuah definisi manusia.
Apakah manusia didefinisikan berdasar wujudnya? Punya kepala,
leher badan, tangan, kaki, dan seterusnya dan seterusnya….Apa yang paling
penting dari wujud itu…? What makes us
essentially human physically? Atau justru fisik bukan esensi dari manusia?
Rasanya sering deh saya dengar…orang yang berfisik manusia dijuluki bukan
manusia…”Dia sampah!”, “anjing”, “setan
alas”, “iblis”, dan masih banyak lagi julukan lain yang membuat saya
berpikir ternyata jadi manusia tidak cukup wujud fisik saja…
Ternyata ada hal lain yang mendefinisikan manusia….kaitannya
dengan julukan di atas…kayaknya “moral” juga bagian dari manusia…but again I asked
myself “what kind of morality that makes
us human?”
Moral….katanya diambil dari bahasa Latin moralitas yang artinya tata karma,
karakter, dan perilaku yang tepat, ketentuan-ketentuan mana yang baik dan benar
dan mana yang buruk dan salah…
Lalu siapa yang membuat standar baik dan benar, buruk dan
salahnya? Oh gampang banget jawabnya langsung tuh ada dikepalaku ya agama dan
masyarakat…
Hmmmmm so....
Dari perspektif masyarakat (aku gak mau bahas dulu dari
perspektif agama deh….mikir dulu hehe), apakah moral itu absolute dan rigid? Kalo
moral itu adalah code of conduct apakah
kode-kode perilaku yang tepat itu tetap? Kayaknya kok ya nggak…
Apakah moral juga berkaitan dengan statistic dan berbentuk
kurva normal? Yang kebanyakan orang yang normal dan yang di ujung kiri dan
kanan adalah yang tidak normal? Artinya yang kebanyakan itu adalah yang
bermoral dan yang tidak banyak adalah tidak bermoral?
Kalo moral menentukan manusia….jadi yang ada di tengah itu
lah yang manusia…begitu kah?
Saya jadi ingat…banyak orang memanggil teman saya yang
nilainya A semua (straight A) seperti ini “ya…wajar
lah dia begitu wong bukan manusia”
Kalimat itu sebenarnya mengandung arti….manusia tidak
mungkin sempurna…justru ketidaksempurnaan yang menjadikan kita manusia….
Hmmmmm I like this…
Biasa banget kali ya….kayaknya sering kali kita dengar
istilah no body is perfect
Tapi buat saya…kali ini pemaknaan no body is perfect menjadi lebih dalam
Manusia punya need,
will,dream, lust, believe, good, and evil semuanya ada di manusia….
Kehilangan salah satu dari unsur itu…makes us less human
Seseorang yang sangat
berusaha untuk menghilangkan the evil side
dari dirinya katanya merupakan manusia yang baik dan akan dipahalai surga…
Tapi kok ya a perfect
good life tidak selalu membuat
manusia bahagia ya? We need sparkles in
life…
And those sparkles seringkali
hadir dari sisi evil manusia. …
Kalo sisi evil diasosiasikan
dengan dorongan merusak (tanatos-nya ala Freud…dorongan pada kematian dan
kerusakan)….kok ya sering banget dorongan ini yang membuat kita (saya) merasa feel so alive…
Kalo mau bicara agamis….katanya itu lah cobaan manusia….”controlling the evil side”
Seperti yang dibilang Paulo Coelho dalam “ALEPH” bahwa
kedamaian datang ketika kita berhasil mengalahkan diri kita sendiri…
Tetapi ketika kita mengalahkan diri kita sendiri kita akan
selalu bahagia? …ah rumit…kupikir nggak juga
Misalnya gini….pengen banget makan es-krim padahal lagi
batuk….-makan es krim lagi batuk (self-destruction –tanatos)- dilawan lah
keinginan itu dan menang…gak makan es krim saat itu…
Tapi si es krim tetep aja menghantui dan ada dimata kita…kemanapun
pergi lihat es krim, kepikiran es krim terus sampe gak bisa konsentrasi
ngerjain apapun…(hehe lebay banget sih!). Nah kalo gitu kan berarti melawan diri sendiri ada kalanya bikin kita
justru lebih destruktif…. dan tidak produktif…
Walaaah ini mau ngomong apa sih sebenernya….????
Ya….intinya kok ya manusia itu perlu mempertahankan semua unsur
dalam definisinya (my version)…ya needs, will, dream,
lust, good, and evil…
Kayaknya itu deh definisi manusia menurut aku…..lust and evil makes a human not perfect…but
the imperfection makes us perfectly human….
Ketidaksempurnaan membuat kita manusia sempurna
Langganan:
Komentar (Atom)